Setiap orang mungkin punya inner child di dalam dirinya. Namun, tidak semua mengalami inner child trauma. Inner child trauma, menandakan seseorang punya isu yang belum tuntas atau berdamai dengan hal itu. Biasanya berkaitan dengan trauma di masa kecil. Seseorang mengalami trauma dalam proses tumbuh kembang.
Seseorang yang alami inner child trauma ini berisiko terjebak dalam hubungan toxic relationship. Hal ini diungkapkan oleh Psikolog Samanta Elsener. Lebih lanjut, Samanta pun menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi.
Salah satu munculnya inner child bisa dikarenakan adanya trauma dari proses pola pengasuhan orang tua. TPN Ganjar Mahfud Sebut Banyak Kejanggalan dan Kecurangan Pilpres 2024 Agenda Ganjar Pranowo Selama Masa Tenang Kampanye Pilpres 2024
Ganjar Pranowo Diduga Gratifikasi 100 Miliar, TPN: Gerakan Politik, Kebetulan Ganjar Usul Hak Angket Polemik Pembagian Bansos Jelang Pemilu, Kubu Anies & Ganjar Sempat Minta Ditunda Kenapa Kini Setuju? Reaksi Tak Terduga TKN Prabowo Gibran Atas Usulan TPN Ganjar Mahfud Tunda Penyaluran Bansos
Ganjar Kritisi Bantuan Sosial yang Kini Jadi Komoditas Berbau Politik Ganjar Pranowo Minta Bansos Tak Dijadikan Komoditas Politik: Jangan Diklaim, Itu Hak Rakyat! Debat Pamungkas Pilpres 2024, Ganjar Sebut Penyaluran Bansos Masif saat Masa Kampanye
"Kalau berkaitan dengan pola pengasuhan orangtua, akan ada istilah father hunger dan mother hunger," ungkapnya dalam talkshow yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Rabu (13/2/2024). Jika anak anak yang punya masalah tentang pola pengasuhan dari sisi ayah, saat mereka dewasa akan mengalami father anger. Ciri ciri seorang anak perempuan yang alami father hunger adalah akan haus kasih sayang dari laki laki.
Ini dikarenakan sepanjang tumbuh kembangnya, ia tidak mendapatkan kasih sayang, pengakuan atau dukungan dari sang ayah. Sehingga ketika dewasa ia ingin diperhatikan dan sebagainya. "Dampaknya, suka tiba tiba terjerumus dalam hubungan yang tidak sehat (toxic relationship)," tambahnya.
Perempuan yang alami father hunger meski mendapatkan kekerasan atau sering dimanipulasi oleh pasangan, akan tetap mencari pembenaran. Selain itu, ia bisa merasa yang dialaminya adalah sebuah kewajaran. Karena dahulu juga diperlakukan sama oleh orangtua. "Merasa baik baik saja kok . Cenderung mempercayai hal itu dan mencari bukti bukti tentang itu. Sehingga menutup sisi negatifnya. Padahal teman temanya sudah warning. Akhirnya terjebak dalam toxic relationship," tegasnya.
Sedangkan laki laki yang mengalami mother hunger atau tidak terlalu, jarang mendapatkan kasih sayang dari ibu cenderung salah memilih pasangan hidup. "Kalau laki laki alami mother hunger , dia punya kecenderungan mencari karakter (pasangan) yang mirip dengan ibunya," jelas Samanta. Tanpa disadari ibunya merupakan alfa woman dan sangat dominan di rumah.
Sehingga ketika menikah, maka bisa berisiko menimbulkan masalah. "Karena dia mungkin laki laki tidak lebih alfa dari alfa woman. Tadinya ingin dominan, malah istrinya jauh dominan seperti figur ibunya di rumah. Pernikahan tidak sehat dan jadi mengulang lagi," ujarnya. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.